Foto peserta pengenalan aplikasi DigiTani dan pembuatan pupuk trichokompos
Pada hari Jumat (5/7/2024) Mahasiswa Institut Pertanian Bogor yang sedang menjalankan program KKN-T Inovasi bersama dengan beberapa Kelompok Tani dan di bawah pengawasan perangkat desa serta Badan Penyuluh Pertanian Desa Cikawao Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung Jawa Barat berhasil melakukan dua kegiatan yang bermanfaat dalam mengatasi permasalahan hama penyakit tanaman budidaya maupun mendukung terciptanya budidaya tanaman sehat. Kegiatan tersebut meliputi sosialisasi aplikasi Digitani sebagai platform komunikasi dan konsultasi petani dan praktik pembuatan Trichokompos.
Haqiqi selaku pemateri menjelaskan, pentingnya petani mulai mengenal teknologi dalam membantu mengatasi permasalahan sistem budidaya pertanian salah satunya dengan memanfaatkan aplikasi terbarukan, salah satunya Digitani yang memiliki keunggulan fitur seperti artikel, forum tani, konsultasi pakar dan penyuluh.
Komoditas yang berpotensi di Desa Cikawao beberapa diantaranya bawang merah, kopi, dan padi. Pupuk merupakan kebutuhan penting dalam proses budidaya tanaman. Akan tetapi, dalam penyediaan dan subsidinya memiliki beberapa kendala seperti harga mahal, kuantitas serta jenis yang didapatkan tidak sesuai kebutuhan. Pupuk organik “Trichokompos” sebagai alternatif dalam mengatasi permasalahan tersebut. Proses pembuatan Trichokompos menggunakan pupuk kandang, limbah kulit kopi, Trichoderma, EM4, air, dan gula pasir. Dengan periode inkubasi sekitar 2 minggu.
Foto kegiatan pembuatan pupuk trichokompos
“Program kerja ini harapannya juga sebagai sarana masyarakat dalam mengolah dan memanfaatkan limbah yang ada di Desa Cikawao contohnya kulit kopi” ungkap Choirul Ichsan selaku ketua kelompok KKN IPB.
Kegiatan ini ditutup dengan survei kebermanfaatan program kerja yang telah dilakukan. “Kegiatan ini sangat bermanfaat, kedepannya harus lebih sering” ungkap beberapa Kelompok Tani Desa Cikawao.